Rabu, 03 Oktober 2012

Ekonomi koperasi 2


I PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Teori ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari variable-variabel ekonomi beserta hubungannya secara individual seperti konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, dan hubungan antara sector rumah tangga dengan perusahaan.
Teori ini membahas tentang arus barang dan jasa dari sector perusahaan ke sector rumah tangga, arus sector faktor produksi dari sector rumah tangga ke sector perusahaan. Susunan arus tersebut dan terciptanya harga arus tersebut. Dengan demikian teori ekonomi mikro mempelajari 3 kagiatan pokok di masyarakat yaitu, kegiatan produksi, konsumsi, dan pertukaran.
Dari kegiatan pokok dalam masyarakat tersebut, menumbulkan konsep baru dalam teori ekonomi, yaitu konsep pasar. Konsep pasar dalam teori ekonomi mikro, dibagi kedalam 3 kelompok besr teori, yaitu :
a.       Teori perilaku konsumen
b.      Teori perilaku konsumen
c.       Teori pasar
Perusahaan koperasi mempunyai 2 tujuan, yaitu pelayanan terhadap anggotanya dan meningkatkan pertumbuhan badan usaga itu sendiri, dari sudut ekonomi koperasi menghadapi 2 pasar, yaitu pasar eksternal adalah pasar antara perusahaan koperasi dengan anggotanya dan pasar internal adalah pasar antara perusahaan koperasi dengan anggotanya.

2.      RUMUSAN MASALAH

a.       Apa sasaran dari perusahaan koperasi?
b.      Bagaimana koperasi menentukan harga pasar?
c.       Bagaimana kondisi koperasi dalam jangka pendek?
d.      Bagaimana kondisi koperasi dalam jangka panjang?
3.      TUJUAN
a.       Mahasiswa dapat mengetahui sasaran dari perusahaan koperasi
b.      Mahasiswa dapat mengetahui cara koperasi menentukan harga pasar
c.       Mahasiswa dapat mengetahui keadaan kondisi koperasi dalam jangka pendek
d.      Mahasiswa dapat mengetahui keadaan kondisi koperasi dalam jangka panjang

II.            PEMBAHASAN

Ada perbedaan sasaran perusahaan  antara teori ekonomi koperasi dengan teori ekonomi mikro. Dalam teori ekonomi koperasi, orientasi sasaran perusahaan bukan laba tetapi cenderung ke maksimisasi pelayanan, sedangkan ekonomi mikro setiap perusahaan sebagai badan usaha yang berusaha mencari laba yang maksimal.
2.1  Sasaran perusahaan koperasi
Pada pasar internal anggota akan berpartisipasi dalam pembelian barang dan jasa pada koperasi. Sebagai timbal balik kepada anggota koperasi, koperasi akan mendapat pendapatan dari hasil penjualan tersebut. Tapi, jika anggota sebagai pemilik input yang hendak menjual kepada koperasi maka ada aliran input/pendapatan dari koperasi kepada anggota.
Dipasar eksternal koperasi dapat berperilaku seperti perusahaan individual, yaitu memaksimumkan keuntungand ari produk yang dijualnya. Jadi, koperasi mempunyai kebijakan harga sebagai dampak dari 2 pasar potensial, maka akan timbul perbedaan harga anggta dan non anggota.
Aturan harga yang haru diikuti koperasi:
a.       Memaksimumkan profit
Memaksimumkan profit diartikan sebagai selisih antara total revenue dengan total cost terbesar pada tingkat penjualan tertentu. Kondisi ini akan sama dengan Marginal cost dengan Marginal revenue (MC=MR), pada kondisi MC yang menaik.
b.      Memaksimumkan output
Perilaku lain dalam penetapan harga adalah harga ditetapkan pada kondisi dimana koperasi tidak mendapatkan untung, tetapi juga tidak menderita kerugian (normal profit). Hal ini berarti harga ditetapkan pada saat biaya rata-rata (AC) sama dengan penerimanaan rata-rata (AR), atau AC=AR=P. perilaku yang menarik adalah koperasi akan memaksimumakn output dalam melayani kebutuhan anggotanya. Koperasi yang melaksanakan kebijakan harga seperti ini akan menarik anggota potensial untuk masuk menjadi anggota koperasi.
c.       Meminimumkan biaya rata-rata
Perilaku lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan/koperasi adalah menetapkan harga pada saat biaya rata-rata mencapai minimum, artinya harga ditetapkan pada saat AC=MC.
d.      Kesetimbangan kompetitif
Pada kondisi ini, koperasi berperilaku seolah-olah dalam struktur persaingan sempurna. Keseimbangan akan terjasi pada saat MC=AR=P. Koperasi dapat menghasilkan profit yang lebih rendah daripda kondisi profit maksimumseperti yang biasa dijadikan penentuan pasar non koperasi. Tapi koperasi masih sempat mendapatkan keuntungan sepanjang harga yang ditetapkan berada diatas biaya rata-rata (AC). Koperasi akan meluaskan produksi sampai tambahan biaya perunit produk (MC) sama dengan harga dibayar oleh anggota.
e.       Memaksimumkan dividen (SHU) per anggota
Bila koperasi bertujuan memaksimumkan dividen yang dapat didistribusikan kepada anggota,, koperasi hendaknya memproduksi output pada saat perbedaan harga dan biaya rata-rata adalah yang paling besar atau harga ditetapkan pada saat slope AR=slop AC
Dari kelima alternative penetapan harga, alternative-alternatif perilaku memaksimumkan      output, meminimumkan biaya rata-rata dan pemecahan kompetitif adalah yang paling sering digunakan sebagai aturan yang cukup untuk keputusan-keputusan mengenai harga koperasi.
Struktur penetapan harga pada kondisi yang menjual produk kepada anggota pada harga yang terendah tanpa menderita kerugian merupakan strategi harga yang optimal bagi koperasi tersebut. Tapi, dari sudut pandang ekonomi, tidak dapat dideduksi startegi harga yang optimal bagi suatu koperasi
2.2  Harga pasar dalam koperasi
a)      Menetapkan harga sama dengan harga pasar, baik untuk anggota maupun nonanggota. Kelemahan strategi ini dapat mengurangi partisipasi anggota terhadap koperasinya, sebab tanpa menjadi anggota dikoperasi akan memperoleh harga yang sama dengan anggota koperasi. Anggota akan merasa dirugikan padahal mereka telah meginvestasikan dananya kepada koperasi. Disamping itu, stretegi ini tidak menarik bagi anggota yang potensial untuk masuk menjadi anggota karena tidak ada keunggulan dibanding anggota lainnya. Sedangkan kelebihannya adalah laba yang diperoleh dari tingkat penjualan tentu akan lebih besar dibanding dengan staretegi harga lainnya.
b)      Harga kepada nonanggota sama dengan harga pasar, sedangkan harga kepada anggota dibawah harga pasar. Kebijakan seperti ini dapat dilakukan dengan menjual kepada anggota maupun nonangota sebanyak Q1Q2, tetapi keuntungan yang dicapai tidak maksimal karena output pada posisi keuntungan maskimal. Koperasi akan tetap memperoleh keuntungan, tetapi semakin lama semakin menurun dalam jangka panang keuntungan menjadi hilang dan pasar dalam keadaan ekuilibrium.
Kelemahan startegi ini adalah bila koperasi tidak dapat mempertahankan jumlah penjualan tertentu kepada anggotanya dan selalu memenuhi permintaan anggotanya, maka :
·         Anggota akan menjadi pesaing koperasi sendiri dengan menjual barang yang dibeli dari koperasi ke pasar dengan harga pasar yang berlaku.
·         Penambahan output untuk memenuhi permintaan anggota akan menaikkan biaya produksi rata-rata.
Sedangkan keuntungannya adalah kopersai akan menambah pendapatan yang cukup dari nonanggota untuk pengembangan usaha koperasi, bila koperasi dapat mempertahankan tingkat penjualan tertentu kepada anggotanya, koperasi dapat menunjukkan keunggulan pelayanan kepada anggota sebesar harga pelayanannya.
2.3  Kondisi koperasi dalam jangka pendek
a)      Kasus koperasi dengan kemampuan lebih rendah
Pada persaingan sempurna, koperasi dengan kemampuan yang lebih rendah berarti :
·         Kurva biaya rata-rata berada diatas harga jual
·         Biaya yang dikeluarkan koperasi lebih tinggi daripada biaya pasarnya.
Koperasi dengan keadaan seperti ini tidak akan mampu untuk bersaing meskipun koperasi dapt beroperasi dengan menderita kerugian. Selama koperasi masih mampu menutup biaya variable, kopear masih dapat melaksanakan kegiatannya, dengan harapan dalam jangka panjang koperasi dapat menghapus kegiatan tersebut, tetapi ini akan menyulitkan koperasi karena koperasi harus bersaing dengan perusahaan nonkoperasi yang bekerja secara efisien.
Karena koperasi tidak bisa menaikkan harga diatas harga pasar, koperasi akan mengalami kerugian. Dalam jangka pendek koperasi mempunyai kemampuan rendah untuk dapat hidup terus selama menghindari berproduksi dengan menderita kerugian. Koperasi akan mampu menjual produk yang homogeny pada harga psar sebagimana perusahaan nonkoperasi menjualnya, penjualan hanya dapat dilakukan sampai dengan output Q1, lebih dari itu koperasi akan menderita kerugian.
Walaupun koperasi yang lebih rendah memiliki biaya yang lebih tinggi dari pesaingnya, namun ia dapat memperoleh keuntungan maksimum jika menjual sebanyak Q0 pada harga p!. tetapi kondisi ini akan menghasilkan tekanan yang berat bagi koperasi karena tingkat efisiensi perusahaan nonkoperas yang lebih tinggi merangsang anggota atau anggota potesial yang beraril perhatian ke perusahaan nonkoperasi. Jadi, kebijaksaaan menetapkan harga pada posisi laba maksimum hanya bisa dilaksanakan jika loyalitas anggota koperasinya cukup tinggi.
b)      Kasus koperasi dengan kemampuan lebih tinggi
Koperasi dengan tingkat kemampuan yang lebih tinggi dapat memproduksi output dengan biaya yang lebih rendah daripada pesaingnya.
bila koperasi menetapkan harga sesuai dengan prinsip maksimalisasi profit, maka keuntungan yang akan didapat oleh koperasi akan lebih besar dibanding dengan perusahaan pesaingnya. Situasi ini sulit unutk distabilkan, dan keunggulan koperasi akan dierosi oleh waktu. Koperasi akan memperoleh semakin banyak keuntungan dengan memenuhi permintaan anggotanya.
Dari kasus diatas dapat ditarik kesimpuylan bahwa pada pasar persaingan sempurna, dalam jangka pendek koperasi tidak akan memperoleh keunggulan dalam memberikan manfaat yang tidak langsung kepada anggotanya walaupun manfaat itu diterima dalam waktu yang sangat pendek.

2.4  Kondisi koperasi dalam jangka panjang
Dalam ekonomi mikro jangka panjang diartkakn sebagai jangka waktu yang cukup panjang sehingga perusahaan dapat merubah input tetapnya. Jadi, dalam jangka panjang, semua input adalah variabel.
·         Kasus koperasi dengan kemampuan yang sama
Keseimbangan suatu perusahaan dapat dicapai pada saat RLAC=MC=P=Ar. Jadi pada pasar persaingan semourna, kondisi ekulibrium dalam jangka panjang dicapai pada saat perusahaan tidak mendapatkan keuntungan tetapi tidak juga menderita kerugian. Kondisi ini berlaku sama dengan pesaingnya. Dalam jangka p-anjang jumlah produksi koperasi sebanyak Q1 menunjukkkan tingkat produksi yang optmal dalam jangka panjang karena kelebihan atapun kekurangan dari tingkat produksi hanya akan menghasilkan kerugian.
·         Kasus koperasi dengan kemampuan yang lebih rendah
Karena koperasi hanya pemain kecil dalam psasar, maka dalam jangka penjang ia tidak akan mempengaruhi harga. Koperasi tidak dapat meminta anggotanya untuk menerima harga yang lebih tinggi daripada saingannnya. Dengan biaya yang lebih. Koperasi akan menderita kerugian. Dalam jangka pendek, koperasi berkemampuan rendah dapat bersaing dibawah kondisi tertentu, tetapi hal itu bukan dalam kasus jangka panjang. Dalam jangka panjang kematian koperisai tidak bisa dihindari. Koperasi dengan kemampuan yang rendah mungkin bisa bertahan hidup sejenak bila ditolong oleh loyalitas anggota. Tetapi jika koperasi tidak berhasil dalam mengurangi biaya dalam jangka panjang, koperasi akan mudah mati.
·         Kasus koperasi dengan kemampuan tinggi
Kopersai dengan kemampuan yang lebih tinggi dapat menyingkirkan pesaingnya dengan pengertian :
ü  Dapat menyediakan barang dengan harga lebih rendah
ü  Dapat memberikan keuntungan ddepan para anggotanya bila koperasi menjual dengan harga pasar.
Bila dikaji, koperasi dengan yang mempunyai keunggulan dalam jangka panjang akan dihadapkan pada satu hal yaitu jika menetapkan harga leboh rendah daripada harga pasar, akan akan kondisi yang akan mendorong perluasan produksi sebagai akibat banyaknya permintaan anggota. Perluasan produksi akan terus berlangsung hingga kapasitas produkssi mencapai batas tertentu (AC=P).

 III.            KESIMPULAN

Suati koperasi yang mempunyai kemampuan manajerial dengan pesaingnya, ia tidak akan mampu menawarkan pelayanan kepada para anggotanya dengan lebih baik daripada pesaingnya. Oleh karena itu jika koperasi ingin memberikan keunggulan pelayanan kepada anggotanya, maka dalam persaingan sempurna koperasi harus mempunyai kemampuan mengadakan inovasi yang lebih tinggi tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka panjang.
Dalam jangka panjang, diharpakan keunggulan kompetitif dapat terjadi dengan intoduksi inovasi baru, tetapi perusahaan perseorangan dan perusahaan-perusahaan lain yang nonkoperasi akan melakukan hal yang sama, sehingga koperasi tidak mempunyai keunggulan khusus. Oleh karena itu koperasi harus mengingkatkan kemampuan inovatifnya dengan laju yang lebih cepat dari pesaingnya. Hanya dengan seperti ini koperasi dapat mempunyai keunggulan pelayan kepada anggotannya dibanding pesaingnya baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Keunggulan koperasi jangka panjang dari keanggotaan koperasi adalah lebih sulit untuk direalisasikan oleh koperasi, terutama dinegara berkembang. Para ahli koperasi berkesimpulan bahwa dalam pasar persaingan smepurna koperasi tidak dapt memberikan kelebihan dibandingkan perusahaan nonkoperasi.

DAFTAR PUSTAKA
Budiono, ekonomi mikro, Yogyakarta : BPFE-UGM,1986.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar