I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Teori ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari
variable-variabel ekonomi beserta hubungannya secara individual seperti
konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, dan hubungan antara sector rumah
tangga dengan perusahaan.
Teori ini membahas tentang arus barang dan jasa dari sector
perusahaan ke sector rumah tangga, arus sector faktor produksi dari sector
rumah tangga ke sector perusahaan. Susunan arus tersebut dan terciptanya harga
arus tersebut. Dengan demikian teori ekonomi mikro mempelajari 3 kagiatan pokok
di masyarakat yaitu, kegiatan produksi, konsumsi, dan pertukaran.
Dari kegiatan pokok dalam masyarakat tersebut, menumbulkan
konsep baru dalam teori ekonomi, yaitu konsep pasar. Konsep pasar dalam teori
ekonomi mikro, dibagi kedalam 3 kelompok besr teori, yaitu :
a. Teori perilaku
konsumen
b. Teori perilaku konsumen
c. Teori pasar
Perusahaan koperasi mempunyai 2 tujuan, yaitu pelayanan
terhadap anggotanya dan meningkatkan pertumbuhan badan usaga itu sendiri, dari
sudut ekonomi koperasi menghadapi 2 pasar, yaitu pasar eksternal adalah pasar
antara perusahaan koperasi dengan anggotanya dan pasar internal adalah pasar
antara perusahaan koperasi dengan anggotanya.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa sasaran dari
perusahaan koperasi?
b. Bagaimana koperasi
menentukan harga pasar?
c. Bagaimana
kondisi koperasi dalam jangka pendek?
d. Bagaimana kondisi
koperasi dalam jangka panjang?
3. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat
mengetahui sasaran dari perusahaan koperasi
b. Mahasiswa dapat
mengetahui cara koperasi menentukan harga pasar
c. Mahasiswa dapat
mengetahui keadaan kondisi koperasi dalam jangka pendek
d. Mahasiswa dapat
mengetahui keadaan kondisi koperasi dalam jangka panjang
II. PEMBAHASAN
Ada perbedaan sasaran perusahaan antara teori ekonomi
koperasi dengan teori ekonomi mikro. Dalam teori ekonomi koperasi, orientasi
sasaran perusahaan bukan laba tetapi cenderung ke maksimisasi pelayanan,
sedangkan ekonomi mikro setiap perusahaan sebagai badan usaha yang berusaha
mencari laba yang maksimal.
2.1 Sasaran perusahaan koperasi
Pada pasar internal anggota akan berpartisipasi dalam
pembelian barang dan jasa pada koperasi. Sebagai timbal balik kepada anggota
koperasi, koperasi akan mendapat pendapatan dari hasil penjualan tersebut.
Tapi, jika anggota sebagai pemilik input yang hendak menjual kepada koperasi
maka ada aliran input/pendapatan dari koperasi kepada anggota.
Dipasar eksternal koperasi dapat berperilaku seperti
perusahaan individual, yaitu memaksimumkan keuntungand ari produk yang
dijualnya. Jadi, koperasi mempunyai kebijakan harga sebagai dampak dari 2 pasar
potensial, maka akan timbul perbedaan harga anggta dan non anggota.
Aturan harga yang haru diikuti koperasi:
a. Memaksimumkan
profit
Memaksimumkan profit diartikan sebagai selisih antara total
revenue dengan total cost terbesar pada tingkat penjualan tertentu. Kondisi ini
akan sama dengan Marginal cost dengan Marginal revenue (MC=MR), pada kondisi MC
yang menaik.
b. Memaksimumkan output
Perilaku lain dalam penetapan harga adalah harga ditetapkan
pada kondisi dimana koperasi tidak mendapatkan untung, tetapi juga tidak
menderita kerugian (normal profit). Hal ini berarti harga ditetapkan pada saat
biaya rata-rata (AC) sama dengan penerimanaan rata-rata (AR), atau AC=AR=P.
perilaku yang menarik adalah koperasi akan memaksimumakn output dalam melayani
kebutuhan anggotanya. Koperasi yang melaksanakan kebijakan harga seperti ini
akan menarik anggota potensial untuk masuk menjadi anggota koperasi.
c. Meminimumkan
biaya rata-rata
Perilaku lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan/koperasi
adalah menetapkan harga pada saat biaya rata-rata mencapai minimum, artinya
harga ditetapkan pada saat AC=MC.
d. Kesetimbangan
kompetitif
Pada kondisi ini, koperasi berperilaku seolah-olah dalam
struktur persaingan sempurna. Keseimbangan akan terjasi pada saat MC=AR=P.
Koperasi dapat menghasilkan profit yang lebih rendah daripda kondisi profit
maksimumseperti yang biasa dijadikan penentuan pasar non koperasi. Tapi
koperasi masih sempat mendapatkan keuntungan sepanjang harga yang ditetapkan
berada diatas biaya rata-rata (AC). Koperasi akan meluaskan produksi sampai
tambahan biaya perunit produk (MC) sama dengan harga dibayar oleh anggota.
e. Memaksimumkan
dividen (SHU) per anggota
Bila koperasi bertujuan memaksimumkan dividen yang dapat
didistribusikan kepada anggota,, koperasi hendaknya memproduksi output pada
saat perbedaan harga dan biaya rata-rata adalah yang paling besar atau harga
ditetapkan pada saat slope AR=slop AC
Dari kelima alternative penetapan harga, alternative-alternatif
perilaku memaksimumkan output, meminimumkan biaya
rata-rata dan pemecahan kompetitif adalah yang paling sering digunakan sebagai
aturan yang cukup untuk keputusan-keputusan mengenai harga koperasi.
Struktur penetapan harga pada kondisi yang menjual produk
kepada anggota pada harga yang terendah tanpa menderita kerugian merupakan
strategi harga yang optimal bagi koperasi tersebut. Tapi, dari sudut pandang
ekonomi, tidak dapat dideduksi startegi harga yang optimal bagi suatu koperasi
2.2 Harga pasar dalam koperasi
a) Menetapkan harga sama
dengan harga pasar, baik untuk anggota maupun nonanggota. Kelemahan strategi
ini dapat mengurangi partisipasi anggota terhadap koperasinya, sebab tanpa
menjadi anggota dikoperasi akan memperoleh harga yang sama dengan anggota
koperasi. Anggota akan merasa dirugikan padahal mereka telah meginvestasikan
dananya kepada koperasi. Disamping itu, stretegi ini tidak menarik bagi anggota
yang potensial untuk masuk menjadi anggota karena tidak ada keunggulan dibanding
anggota lainnya. Sedangkan kelebihannya adalah laba yang diperoleh dari tingkat
penjualan tentu akan lebih besar dibanding dengan staretegi harga lainnya.
b) Harga kepada
nonanggota sama dengan harga pasar, sedangkan harga kepada anggota dibawah
harga pasar. Kebijakan seperti ini dapat dilakukan dengan menjual kepada
anggota maupun nonangota sebanyak Q1Q2, tetapi keuntungan yang dicapai tidak
maksimal karena output pada posisi keuntungan maskimal. Koperasi akan tetap
memperoleh keuntungan, tetapi semakin lama semakin menurun dalam jangka panang
keuntungan menjadi hilang dan pasar dalam keadaan ekuilibrium.
Kelemahan startegi ini adalah bila koperasi tidak dapat
mempertahankan jumlah penjualan tertentu kepada anggotanya dan selalu memenuhi
permintaan anggotanya, maka :
· Anggota
akan menjadi pesaing koperasi sendiri dengan menjual barang yang dibeli dari
koperasi ke pasar dengan harga pasar yang berlaku.
· Penambahan
output untuk memenuhi permintaan anggota akan menaikkan biaya produksi
rata-rata.
Sedangkan keuntungannya adalah kopersai akan menambah
pendapatan yang cukup dari nonanggota untuk pengembangan usaha koperasi, bila
koperasi dapat mempertahankan tingkat penjualan tertentu kepada anggotanya,
koperasi dapat menunjukkan keunggulan pelayanan kepada anggota sebesar harga
pelayanannya.
2.3 Kondisi koperasi dalam jangka pendek
a) Kasus koperasi dengan
kemampuan lebih rendah
Pada persaingan sempurna, koperasi dengan kemampuan yang
lebih rendah berarti :
· Kurva
biaya rata-rata berada diatas harga jual
· Biaya
yang dikeluarkan koperasi lebih tinggi daripada biaya pasarnya.
Koperasi dengan keadaan seperti ini tidak akan mampu untuk
bersaing meskipun koperasi dapt beroperasi dengan menderita kerugian. Selama koperasi
masih mampu menutup biaya variable, kopear masih dapat melaksanakan
kegiatannya, dengan harapan dalam jangka panjang koperasi dapat menghapus
kegiatan tersebut, tetapi ini akan menyulitkan koperasi karena koperasi harus
bersaing dengan perusahaan nonkoperasi yang bekerja secara efisien.
Karena koperasi tidak bisa menaikkan harga diatas harga
pasar, koperasi akan mengalami kerugian. Dalam jangka pendek koperasi mempunyai
kemampuan rendah untuk dapat hidup terus selama menghindari berproduksi dengan
menderita kerugian. Koperasi akan mampu menjual produk yang homogeny pada harga
psar sebagimana perusahaan nonkoperasi menjualnya, penjualan hanya dapat
dilakukan sampai dengan output Q1, lebih dari itu koperasi akan menderita
kerugian.
Walaupun koperasi yang lebih rendah memiliki biaya yang
lebih tinggi dari pesaingnya, namun ia dapat memperoleh keuntungan maksimum
jika menjual sebanyak Q0 pada harga p!. tetapi kondisi ini akan menghasilkan
tekanan yang berat bagi koperasi karena tingkat efisiensi perusahaan nonkoperas
yang lebih tinggi merangsang anggota atau anggota potesial yang beraril
perhatian ke perusahaan nonkoperasi. Jadi, kebijaksaaan menetapkan harga pada
posisi laba maksimum hanya bisa dilaksanakan jika loyalitas anggota koperasinya
cukup tinggi.
b) Kasus koperasi dengan
kemampuan lebih tinggi
Koperasi dengan tingkat kemampuan yang lebih tinggi dapat
memproduksi output dengan biaya yang lebih rendah daripada pesaingnya.
bila koperasi menetapkan harga sesuai dengan prinsip maksimalisasi profit, maka keuntungan yang akan didapat oleh koperasi akan lebih besar dibanding dengan perusahaan pesaingnya. Situasi ini sulit unutk distabilkan, dan keunggulan koperasi akan dierosi oleh waktu. Koperasi akan memperoleh semakin banyak keuntungan dengan memenuhi permintaan anggotanya.
bila koperasi menetapkan harga sesuai dengan prinsip maksimalisasi profit, maka keuntungan yang akan didapat oleh koperasi akan lebih besar dibanding dengan perusahaan pesaingnya. Situasi ini sulit unutk distabilkan, dan keunggulan koperasi akan dierosi oleh waktu. Koperasi akan memperoleh semakin banyak keuntungan dengan memenuhi permintaan anggotanya.
Dari kasus diatas dapat ditarik kesimpuylan bahwa pada pasar
persaingan sempurna, dalam jangka pendek koperasi tidak akan memperoleh
keunggulan dalam memberikan manfaat yang tidak langsung kepada anggotanya
walaupun manfaat itu diterima dalam waktu yang sangat pendek.
2.4 Kondisi koperasi dalam jangka panjang
Dalam ekonomi mikro jangka panjang diartkakn sebagai jangka
waktu yang cukup panjang sehingga perusahaan dapat merubah input tetapnya.
Jadi, dalam jangka panjang, semua input adalah variabel.
· Kasus
koperasi dengan kemampuan yang sama
Keseimbangan suatu perusahaan dapat dicapai pada saat
RLAC=MC=P=Ar. Jadi pada pasar persaingan semourna, kondisi ekulibrium dalam
jangka panjang dicapai pada saat perusahaan tidak mendapatkan keuntungan tetapi
tidak juga menderita kerugian. Kondisi ini berlaku sama dengan pesaingnya.
Dalam jangka p-anjang jumlah produksi koperasi sebanyak Q1 menunjukkkan tingkat
produksi yang optmal dalam jangka panjang karena kelebihan atapun kekurangan
dari tingkat produksi hanya akan menghasilkan kerugian.
· Kasus
koperasi dengan kemampuan yang lebih rendah
Karena koperasi hanya pemain kecil dalam psasar, maka dalam
jangka penjang ia tidak akan mempengaruhi harga. Koperasi tidak dapat meminta anggotanya
untuk menerima harga yang lebih tinggi daripada saingannnya. Dengan biaya yang
lebih. Koperasi akan menderita kerugian. Dalam jangka pendek, koperasi
berkemampuan rendah dapat bersaing dibawah kondisi tertentu, tetapi hal itu
bukan dalam kasus jangka panjang. Dalam jangka panjang kematian koperisai tidak
bisa dihindari. Koperasi dengan kemampuan yang rendah mungkin bisa bertahan
hidup sejenak bila ditolong oleh loyalitas anggota. Tetapi jika koperasi tidak
berhasil dalam mengurangi biaya dalam jangka panjang, koperasi akan mudah mati.
· Kasus
koperasi dengan kemampuan tinggi
Kopersai dengan kemampuan yang lebih tinggi dapat
menyingkirkan pesaingnya dengan pengertian :
ü Dapat menyediakan barang dengan harga lebih
rendah
ü Dapat memberikan keuntungan ddepan para
anggotanya bila koperasi menjual dengan harga pasar.
Bila dikaji, koperasi dengan yang mempunyai keunggulan dalam
jangka panjang akan dihadapkan pada satu hal yaitu jika menetapkan harga leboh
rendah daripada harga pasar, akan akan kondisi yang akan mendorong perluasan
produksi sebagai akibat banyaknya permintaan anggota. Perluasan produksi akan
terus berlangsung hingga kapasitas produkssi mencapai batas tertentu (AC=P).
III. KESIMPULAN
Suati koperasi yang mempunyai kemampuan manajerial dengan
pesaingnya, ia tidak akan mampu menawarkan pelayanan kepada para anggotanya
dengan lebih baik daripada pesaingnya. Oleh karena itu jika koperasi ingin
memberikan keunggulan pelayanan kepada anggotanya, maka dalam persaingan sempurna
koperasi harus mempunyai kemampuan mengadakan inovasi yang lebih tinggi tidak
hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka panjang.
Dalam jangka panjang, diharpakan keunggulan kompetitif dapat
terjadi dengan intoduksi inovasi baru, tetapi perusahaan perseorangan dan
perusahaan-perusahaan lain yang nonkoperasi akan melakukan hal yang sama,
sehingga koperasi tidak mempunyai keunggulan khusus. Oleh karena itu koperasi
harus mengingkatkan kemampuan inovatifnya dengan laju yang lebih cepat dari
pesaingnya. Hanya dengan seperti ini koperasi dapat mempunyai keunggulan
pelayan kepada anggotannya dibanding pesaingnya baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek. Keunggulan koperasi jangka panjang dari keanggotaan
koperasi adalah lebih sulit untuk direalisasikan oleh koperasi, terutama
dinegara berkembang. Para ahli koperasi berkesimpulan bahwa dalam pasar
persaingan smepurna koperasi tidak dapt memberikan kelebihan dibandingkan
perusahaan nonkoperasi.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, ekonomi mikro, Yogyakarta : BPFE-UGM,1986.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar