Kamis, 26 Juni 2014

GOLPUT TIDAK BAIK !



Golput bukan hanya merugikan orang lain tapi juga merugikan diri sendiri.

1. Anda boleh tidak suka dengan partai yang ada saat ini.
2. Anda boleh tidak suka dengan tokoh yang akan maju jadi anggota legislatif atau menjadi presiden.



Tapi saya yakin Anda tahu 4 fakta ini:
1. Ada anggota legislatif terpilih yang merusak dan presiden terpilih yang emosional, pendendam dan sadis yang akan menggunakan tangan besi untuk melumpuhkan lawan politiknya atau mungkin jika dengan bahasa yang agak sopan sedikit, merugikan masyarakat, bangsa dan negara.  Merugikan di sini bisa dikonotasikan korupsi, bisa juga dikonotasikan mengecewakan masyarakat, atau tidak memberikan keuntungan apa-apa bagi bangsa ini.
2. Ada anggota legislatif dan presiden terpilih yang tidak berbuat apa-apa.  Tidak merugikan ya tidak menguntungkan.  Ia hanya ingin hidup dari fasilitas No.1 negara.
3. Ada anggota legislatif dan presiden terpilih yang meski sedikit, sangat sedikit sekali, tapi TOH ada perubahan ke arah yang positif yang dia buat.
4. Ada anggota legislatif dan presiden terpilih yang saat kampanye tidak terlihat istimewa, biasa-biasa, pun ketika jadi anggota legislatif dan presiden biasa-biasa saja, namun hanya karena dia anggota legislatif atau presiden yang jujur, adil, mau mendengar dan menghargai orang, justru mampu membangkitkan partisipasi masyarakat membangun negeri ini. (Jujur saja, anggota legislatif ataupun presiden juga manusia.  Bukan Bandung Bondowoso yang bisa mengubah apa saja dalam semalam dengan kekuatan sendiri).

Jika Anda diminta memilih, katakanlah WAJIB memilih, Anda pilih 1 atau 2?
Nah bayangkan.  Karena Anda tidak memilih alias golput, hanya karena selisih 1 suara, yang menang dan terpilih adalah yang No 1.  Siapa yang dirugikan di sini?
Semua masyarakat indonesia, dan DIRI Anda sendiri.
Karena itu, janganlah golput.

10 Pedoman Memilih untuk Membantu Anda
1. Jangan memilih berdasarkan agama!
2. Jangan memilih caleg dan partai yang korupsi!
3. Jangan pilih partai dan caleg yang melakukan politik uang!
4. Jangan pilih partai dan caleg pelanggar aturan!
5. Pilihlah partai, baru calegnya!
6. Pilihlah yang memiliki komitmen memperjuangkan kebebasan beragama!
7. Pilihlah yang memiliki komitmen untuk membela rakyat miskin dan tertindas!
8. Pilihlah yang memiliki komitmen terhadap perjuangan perempuan!
9. Pilihlah yang jujur dan santun!
10. Pilihlah yang memiliki komitmen memperjuangkan pelestarian lingkungan!

Pengamat politik Boni Hargens di kompas.com menyebutkan masyarakat frustasi saat melihat praktek politik saat ini. Boni menambahkan, kampanye terbuka pada pemilu tahun ini justru memunculkan banyak konflik antarpartai. Alih-alih mensosialisasikan program, kata Boni, mereka malah saling berperang secara tidak sehat, menyebarkan kampanye hitam, menyindir, dan memfitnah.
Dan karena itu wajar masyarakat memilih golput.

Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk memilih dengan lagu dari Kompas TV

Aku Ingin Indonesiaku
Selalu satu dan selalu maju
Aku yakin Indonesiaku
Siap untuk semangat baru

Datang dan memilih
Datang, Pilih, Coblos, Celup
Pilih Presidennya
Untuk Indonesia Satu

Awasi prosesnya
Datang, Pilih, Coblos, Celup
Semua demi mimpi
Untuk Indonesia satu

Selamat memilih nanti di 9 Juli 2014.
Sukses Indonesia..


Sumber : KOMPAS.COM

Sabtu, 07 Juni 2014

Indonesia Layak Jadi Tujuan Investasi


Oleh Direksi

Dalam sejarah disebutkan bahwa Indonesia atau Nusantara merupakan wilayah yang subur dan makmur, banyak dikunjungi pedagang dari Asia, Timur Tengah dan Eropa. Bahkan banyak Negara Barat ingin menguasai Indonesia, diantaranya Protugis, Inggris, Jepang dan Belanda. Hingga saat ini, Indonesia masih manarik untuk tujuan investasi maupun pasar yang besar bagi perdagangan global.

Posisi strategis wilayah Indonesia dan jumlah penduduk yang besar sangat menggiurkan bagi investasi dan pasar global. Namun disayangkan bangsa Indonesia belum mampu secara maksimal mengelola kekayaan alam dan pasar dalam negeri sabagai kekuatan ekonomi nasional. Bahkan ada upaya pihak asing yang ingin mengerdilkan Indonesia dari sisi ekonomi. Indikasinya negara yang biasa memberikan utang menyebut Indonesia masuk dalam kategori fragile five atau negara rentan kerapuhan ekonomi. Negara dianggap fragile five adalah Indonesia, Brasil, India, Afrika Selatan, dan Turki.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan sebenarnya Indonesia tidak menjadi fragile five sebab utang Indonesia masih kategori aman. Negara yang ngasih utang itu beri statment agar mereka mudah melakukan aksi pecundang terhadap Indonesia. Infasi 2013 masih di bawah doubel digit sekitar 8,38%. Sementara pertumbuhan ekonomi masih kisaran 5,7%. Termasuk keanekaragaman hayati Indonesia yang luas. Atas dasar tersebut yang layak kategori fragile adalah Amerika Serikat bukan Indonesia. Ini miss management makro, oleh mereka yang menyebut Indonesia masuk negara fragile. Amerika lah yang terindikasi negara fragile. Sebab mereka saat ini masih mengalami gejolak ekonomi. Begitu krisis tiba AS tinggal ambruknya nggak hidup lagi. Namun demikian, legitiminasi fragile menjadi bahan evaluasi menjadi lebih baik. Kepentingam Indonesia terhadap isu tersebut sebagai warning.

Sumber : koran kompas


OPINI

Kita sebagai bangsa harus mampu menghadang segala rintangan pihak asing yang berupaya mengusai Indonesia melalui ekonomi. Kemandirian ekonomi nasional perlu digalakkan dari segala lini. Nasionalisme harus dikobarkan dengan semangat kerja keras, pantang menyerah, ulet, jangan sampai tergantung negara lain, sehingga sebagai bangsa tidak mudah diatur negara lain.

Kita berharap seluruh komponen dan elemen bangsa ini satu tujuan membangun Indonesia menuju sejahtera adil dan makmur. Kita harus membuka peluang investasi seluas-luasnya dan sebesar-besarnya, sehingga banyak modal masuk, membuka peluang tenaga kerja yang banyak dan ekonomi nasional semakin kuat. Selamat berjuang para pengusaha muda, tunjukkan bahwa Indonesia mampu menjadi negara besar dengan kuatan ekonomi yang mandiri, serta mampu bersaing secara internasional.